dikarenakan pandangan masyarakat mengenai daun kelor yang sudah lebih lama dikenal sebagai tumbuhan untuk mengusir hantu, jimat, dan untuk memandikan jenazah, sehingga membuat masyarakat enggan untuk mengonsumsinya. Melihat pandangan masyarakat akan produk kami tersebut, kami memutuskan untuk mengubah sistem penjualan kami. Diana S. Purwanto Universitas Sam Ratulangi DOI: Abstract Abstract: One of the biggest risk factors for cardiovascular disease is hypercholesterolemia. Cholesterol is an important fat, however if it is excessive in the blood it can cause various diseases, one of which is cardiovascular disease.
Judul : Pemanfaatan Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera Lamk) Sebagai Antioksidan Menggunakan Metode DPPH (1,1 Diphenyl - 2- Picrylhydrazyl) Dalam Sediaan Hand and Body Cream Menyatakan bahwa skripsi ini benar merupakan hasil karya penulis sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan atau dibuat oleh
Abstract Moringa oleifera (MO) merupakan salah satu tumbuhan nutrasetikal karena selain memiliki nilai nutrisi juga berfungsi dalam penyembuhan penyakit. Bila dibandingakan dengan Zingiberaceae,
tentang potensi daun kelor sebagai PMT balita. Metode ini dilakukan karena masih sedikit nya peneliti yang merangkum secara menyeluruh. Rumusan masalah penelitian ini adalah : 1. Bagaimana potensi daun kelor sebagai pemberian makanan tambahan (PMT) balita. 2. Bagaimana manfaat daun kelor sebagai PMT balita. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh subsitusi tepung daun kelor dan tepung kacang hijau P1 (35% :15% ), P2 ( 40% : 10% ), P3 (45% : 5% ) terhadap nilai gizi dan tingkat kesukaan nugget ikan tuna yang paling disukai.

Daun kelor memiliki kandungan antioksidan yang tinggi yang meliputi flavonoid, tanin, alkaloid, saponin, fenolik dan karatenoid (Anwar et al., 2007). Menurut Saini et al., (2014), daun kelor mengandung mengandung trans-luteoxanthin (5,2 mg/100 g), trans-lutein (36,88 mg/100 g), trans-β-karoten (18,27 mg/100 g), total karotenoid (68,81 mg/100 g

Daun kelor juga mengandung makro elemen seperti potasium, kalsium, magnesium, sodium, dan fosfor, serta mikro elemen seperti mangan, zinc, dan besi. Daun kelor merupakan sumber provitamin A, vitamin B, Vitamin C, mineral terutama zat besi.
Diantaranya yaitu kelor (Sunda, Jawa, Lampung, Bali), Maronggih (Madura), Moltong (Flores), Kelero (Bugis), Ongga (Bima), Murong atau Barunggai (Sumatera) dan Hauf (Timur). Kelor atau dikenal dengan sebutan nama Drumstick yang merupakan tanaman asli kaki gunung Himalaya bagian barat laut India, Afrika, Amerika Selatan, Asia Tenggara (Dani, 2019). .
  • 29hj0lal6h.pages.dev/3
  • 29hj0lal6h.pages.dev/582
  • 29hj0lal6h.pages.dev/632
  • 29hj0lal6h.pages.dev/20
  • 29hj0lal6h.pages.dev/793
  • 29hj0lal6h.pages.dev/607
  • 29hj0lal6h.pages.dev/278
  • 29hj0lal6h.pages.dev/632
  • 29hj0lal6h.pages.dev/883
  • 29hj0lal6h.pages.dev/953
  • 29hj0lal6h.pages.dev/29
  • 29hj0lal6h.pages.dev/844
  • 29hj0lal6h.pages.dev/25
  • 29hj0lal6h.pages.dev/819
  • 29hj0lal6h.pages.dev/975
  • karya ilmiah tentang daun kelor