BiografiKi Hajar Dewantara. R.M. Suwardi Suryaningrat yang dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara lahir pada 2 Mei 1889, di Yogyakarta. Nah, itu tadi penjelasan pengertian biografi, beserta struktur teks biografi lengkap dengan contoh. detikers makin paham dong ya, bagaimana struktur teks contoh biografi? Simak Video "Ada Terduga Teroris,
Biografi Ki Hajar Dewantara – Ki Hajar Dewantara, tidak asing lagi namanya di telinga kita. Membicarakan sosoknya berarti memahami relasinya dengan tokoh-tokoh sejarah sezamannya. Kali ini kita akan membahas mengenai kisah hidup dari Bapak Pendidikan Indonesia. Biografi Ki Hajar Dewantara1. Pendidikan Ki Hajar Dewantara2. Profesi Ki Hajar Dewantara3. Mendirikan Inische Partij4. Mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa5. Wafatnya Ki Hajar Dewantara6. Kelahirannya diperingati sebagai Hari Pendidikan NasionalKonsep Trilogi Ki Hajar Dewantara1. Ing Ngarsa Sung Tuladha2. Ing Madya Mangun Karsa3. Tut Wuri HandayaniKarya-karya Ki Hajar Dewantara1. Ki Hajar Dewantara, Buku Bagian Pertama Tentang Pendidikan2. Ki Hajar Dewantara, Buku Bagian Kedua tentang Kebudayaan3. Ki Hajar Dewantara, Buku Bagian Ketiga tentang Politik dan Kemasyarakatan4. Ki Hajar Dewantara, Buku Bagian Keempat tentang Riwayat dan Perjuangan Hidup PenulisRekomendasi Buku Biografi Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889 dengan nama RM Soewardi Soerjaningrat. Merupakan cucu dari Sri Paku Alam III dan ayahnya bernama GPH Soerjaningrat. 1. Pendidikan Ki Hajar Dewantara Sebagai bangsawan Jawa, Soewardi Soerjaningrat mengenyam Pendidikan Europeesche Lagere School ELS, sekolah rendah untuk anak-anak Eropa. Kemudian ia mendapatkan kesempatan untuk masuk School tot Opleiding voor Inlandsche Artsen STOVIA atau yang sering disebut Sekolah Dokter Jawa. Namun, karena kondisi kesehatannya tidak mengizinkan, membuat Soewardi Soerjaningrat tidak tamat dari sekolah ini. Soewardi Soerjaningrat Ki Hajar Dewantara selain mendapatkan pendidikan formal di lingkungan istana Paku Alam juga mendapat pendidikan formal antara lain Europeesche Lagere School ELS atau Sekolah Belanda III. Kweek School Sekolah Guru di Yogyakarta. School Tot Opleiding Van Indische Artsen STOVIA, sekolah kedokteran yang berada di Jakarta. Pendidikan di STOVIA ini tidak dapat diselesaikan karena ia sakit. Sebagai figur dari keluarga bangsawan Pakualaman, Soewardi Soerjaningrat memiliki kepribadian yang sederhana dan sangat dekat dengan rakyat kawula. Jiwanya menyatu melalui Pendidikan dan budaya lokal Jawa guna mencapai kesetaraan sosial-politik dalam masyarakat kolonial. Kekuatan-kekuatan inilah yang menjadi dasar Soewardi Soerjaningrat dalam memperjuangkan kesatuan dan persamaan lewat nasionalisme kultural sampai dengan nasionalisme politik. 2. Profesi Ki Hajar Dewantara Profesi yang digeluti oleh Soewardi Soerjaningrat Ki Hajar Dewantara adalah dunia jurnalisme yang berkiprah di beberapa surat kabar dan majalah pada waktu itu Sediotomo, de Express, Oetoesan Hindia, Midden Java, Tjahaja Timoer, Kaoem Moeda, dan Poesara yang melontarkan kritik sosial-politik kaum bumiputera kepada penjajah. Tulisannya komunikatif, mengena, dan tegas. Jiwanya sebagai pendidik tertanam dan direalisasikan dengan mendirikan Perguruan Taman Siswa pada tahun 1992 dengan tujuan mendidik masyarakat bumiputera. Pada waktu itu, Ki Hajar Dewantara termasuk penulis terkenal. Tulisannya yang tajam dan patriotik membuatnya mampu membangkitkan semangat anti kolonial bagi pembacanya. Selain sebagai wartawan, ia juga aktif di berbagai organisasi sosial dan politik. Ketika tahun 1908, Ki Hajar Dewantara aktif di seksi propaganda organisasi Boedi Oetomo untuk menyosialisasikan dan memebangkitkan kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya kesatuan dan persatuan dalam berbangsa dan bernegara. Baca biografi Ki Hajar Dewantara secara lengkap melalui rangkaian cerita hidupnya yang dibuat berbentuk novel pada buku Sang Guru Novel Biografi Ki Hadjar Dewantara. 3. Mendirikan Inische Partij Bersama dengan Danudirdja Setyabudhi atau yang dikenal dengan Douwes Dekker dan Cipto Mangoenkoesoemo, Ki Hajar Dewantara mendirikan Indische Partij partai politik pertama yang beraliran nasionalisme di Indonesia pada 25 Desember 1912 dengan tujuan untuk kemerdekaan Indonesia, kemudian ditolak oleh Belanda karena dianggap dapat menumbuhkan rasa nasionalisme rakyat. Setelah pendaftaran status badan hukum Indische Partij ditolak, Ki Hajar Dewantara ikut membentuk Komite Boemipoetra pada November 1913. Komite ini sekaligus sebagai komite tandingan dari Komite Perayaan Seratus Tahun Kemerdekaan Bangsa. Komite Boemipoetra melancarkan kritik kepada pemerintah kolonial Belanda yang bermaksud merayakan seratus tahun bebasnya negeri Belanda dari penjajahan Prancis dengan menarik uang dari rakyat jajahannya untuk membiayai pesta perayaan tersebut. Berhubungan dengan rencana perayaan tersebut, Ki Hajar Dewantara mengkritik melalui tulisannya yang berjudul Een voor Allen maar Ook Allen voor Een yang artinya Satu untuk semua, tetapi semua untuk satu juga dan Als Ik Eens Nederlander Was Seandainya Aku Seorang Belanda. Akibat dari tulisan “Seandainya Aku Seorang Belanda”, pemerintah kolonial Belanda menjatuhkan hukuman tanpa proses pengadilan, berupa hukum interning hukum buang yaitu sebuah hukuman dengan menunjuk sebuah tempat tinggal yang boleh bagi seseorang untuk ia bertempat tinggal. Ki Hajar Dewantara akhirnya dihukum buang di Pulang Bangka. 4. Mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa Setelah kembali dari pengasingan bersama dengan teman-temannya, Ki Hajar Dewantara mendirikan sebuah perguruan yang bercorak nasional, National Onderwijs Instituut Taman Siswa Perguruan Nasional Taman Siswa pada Juli 1922, lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi kelas bawah untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda. Perguruan ini mengubah metode pengajaran kolonial yaitu dari sistem pendidikan “perintah dan sanksi” kependidikan pamong yang sangat menekankan pendidikan mengenai pentingnya rasa kebangsaan kepada peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk memperoleh kemerdekaan. Dalam membangun Taman Siswa, banyak rintangan yang dihadapi Ki Hajar Dewantara. Pemerintah kolonial Belanda berusaha membatasi dengan mengeluarkan ordonansi sekolah liar pada 1 Oktober 1932. Di Indonesia, Ki Hajar Dewantara mencurahkan perhatian di bidang Pendidikan sebagai bagian dari alat perjuangan meraih kemerdekaan. Perguruan Taman Siswa sangat menekankan pendidikan rasa kebangsaan kepada peserta didik agar mereka mencintai tanah air dan berjuang untuk memperoleh kemerdekaan. Di tengah keseriusannya di bidang pendidikan, Ki Hajar Dewantara tetap rajin berkarya dengan menulis. Tema tulisannya kemudian beralih dari nuansa politik ke pendidikan dan kebudayaan berwawasan kebangsaan. Melalui tulisan-tulisannya itulah Ki Hajar Dewantara berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi negeri Indonesia. Namun kolonial Belanda juga mengadakan usaha bagaimana cara melemahkan perjuangan gerakan politik yang dipelopori oleh Taman Siswa. Tindakan kolonial Belanda tersebut adalah “Onderwijs Ordonantie OO 1932” Ordonansi Sekolah Liar yang dicanangkan oleh Gubernur Jenderal pada 17 September 1932. Dan pada 15-16 Oktober 1932 MLPTS mengadakan sidang istimewa di Tosari Jawa Timur untuk merundingkan ordinasi tersebut. Media massa Indonesia hampir semuanya menentang ordonansi tersebut. Di antaranya Harian Suara Surabaya, Harian Perwata Deli, dan berbagai organisasi politik Pengurus Besar Muhammadiyah, Perserikatan Ulama, PSII, PBI, Perserikatan Himpunan Istri Indonesia dan sebagainya. Dengan adanya aksi tersebut maka Gubernur Jenderal pada 13 februari 1933 mengeluarkan ordinasi baru yaitu membatalkan “OO 1932” dan berlaku mulai 21 Februari 1933. Perjuangannya di bidang pendidikan dan politik inilah membuat pemerintah Indonesia menghormatinya dengan berbagai jabatan dalam pemerintahan Republik Indonesia. Di antaranya adalah mengangkat Ki Hajar Dewantara sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 1950, mendapat gelar doktor honoris causa dari Universitas Gajah Mada 1959 serta diangkat sebagai pahlawan nasional pada tahun 1959. Sedbagai menteri pendidikan pertama di Indonesia, beliau telah melakukan berbeagai pergerakan nasional yang membantu mengantar Indonesia mencapai kemerdekaan yang dibahas pada buku Ki Hadjar Dewantara Putra Keraton Pahlawan Bangsa. 5. Wafatnya Ki Hajar Dewantara Perjuangan Ki Hajar Dewantara belum selesai untuk mendidik penerus bangsa, namun ia sudah wafat terlebih dahulu pada 26 April 1959 dan dimakamkan di pemakaman keluarga Taman Siswa Wijaya Brata, Yogyakarta. 6. Kelahirannya diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani yang menjadi slogan Kementerian Pendidikan. Namanya juga diabadikan sebagai salah satu kapal perang di Indonesia yaitu KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas Rp tahun emisi 1998. Ki Hajar Dewantara dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang kedua oleh Presiden Soekarno pada 28 November 1959 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, 28 November 1959. Untuk mengingat jasa-jasa Ki Hajar Dewantara, didirikanlah Museum Dewantara Kirti Griya di Yogyakarta. Konsep Trilogi Ki Hajar Dewantara Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, trilogi berarti tiga hal yang saling bertaut atau bergantung. Konsep trilogi Ki Hajar Dewantara yang digunakan sebagai pijakan yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Berbagai visi pendidikan Ki Hajar Dewantara dapat kamu temukan pada buku Visi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara karya Bartolomeus Sambo dibawah ini. 1. Ing Ngarsa Sung Tuladha Ing Ngarsa Sung Tuladha berarti bahwa pendidik yang berada di depan hendaknya menjadi contoh. Sung dalam bahasa Jawa berarti memberi, berasal dari kata asung. Sedangkan sung berarti menjadi, karena antara memberi dan menjadi memiliki makna yang berbeda. Ajaran Ki Hajar Dewantara yang pertama ini menggambarkan situasi di mana seorang pendidik bukan hanya sebagai orang yang berjalan di depan tetapi juga harus menjadi teladan bagi semua orang yang mengikutinya. Selain mendidik dan transfer ilmu, pendidik juga harus memberikan contoh kepada peserta didik setidaknya mengenai hal yang diajarkannya. Kata Ing Ngarsa tidak dapat berdiri sendiri jika tidak mendapatkan kalimat penjelas di belakangnya. Artinya seorang yang berada di depan jika belum menjadi teladan maka belum pantas menyandang gelar pendidik. Ing Ngarsa Sung Tuladha menekankan pada ranah afektif yang berkaitan dengan sikap, perilaku, emosi, dan nilai. Ranah ini mengenai perilaku-perilaku pendidik yang akan menjadi teladan bagi peserta didik karena sejatinya setiap apapun yang dilakukan pendidik akan menarik perhatian dan contoh bagi peserta didik. Pendidik tidak bisa memerintahkan peserta didik untuk melakukan hal-hal yang pendidik sendiri belum memberikan contoh kepada peserta didik. Di dalam Undang-undang disebutkan bahwa ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, salah satu di antaranya adalah kompetensi kepribadian. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal guru yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, arif, dewasa, berwibawa, dan menjadi teladan bagi peserta didiknya. 2. Ing Madya Mangun Karsa Ing Madya artinya di tengah-tengah. Mangun memiliki arti membangkitkan atau menggugah dan Karsa artinya bentuk kemauan atau niat. Makna dari Ing Madya Mangun Karsa ialah seseorang di tengah harus juga mampu melibatkan diri membangkitkan atau menggugah semangat. Ing Madya Mangun Karsa berarti seorang pendidik jika berada di tengah-tengah peserta didiknya harus mampu terlibat dalam setiap pembelajaran yang dilakukan siswa agar semua bisa mempersatukan semua gerak dan perilaku secara serentak untuk mencapai tujuan bersama. Ajaran Ing Madya Mangun Karsa ini erat kaitannya dengan kebersamaan, kekompakan, dan kerjasama. Seorang pendidik tidak hanya melihat kepada orang yang didiknya, tetapi juga harus berada di tengah-tengah orang yang dididiknya. Pendidik harus memberi wawasan pengetahuan kepada peserta didik. Sebisa mungkin pendidik menanamkan pendidikan kepribadian kepada siswa meskipun tidak secara langsung. Pendidik yang dapat bekerjasama dengan peserta didiknya yang berada di tengah-tengah kelompoknya dan secara kooperatif berusaha Bersama sambal membantu peserta didik. Di dalam Undang-undang UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen disebutkan bahwa ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru di antaranya kompetensi pedagogic artinya bahwa seorang guru harus mampu mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya. Seorang guru harus memfasilitasi siswanya untuk membentuk kepribadian baik secara akademik maupun non akademik. 3. Tut Wuri Handayani Tut Wuri artinya mengikuti dari belakang dan handayani berarti memberikan dorongan moral atau dorongan semangat sehingga memiliki arti seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Pendidik harus mampu memberi kemerdekaan kepada peserta didik dengan perhatian sepenuhnya untuk memberikan petunjuk dan pengarahan. Kemerdekaan pendidikan diberikan pendidik melalui tanggung jawab kepada peserta didik untuk memperlihatkan kemampuannya dan sebagai pendidik ia berdiri di belakang tentang bagaimana para pendidik bisa menumbuhkan dan merangsang serta mengarahkan setiap potensi yang dimiliki peserta didik, merupakan hal yang harus dipikirkan. Dalam UU No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen terdapat empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru di antaranya kompetensi sosial, artinya seorang guru harus mampu berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik maupun siswa. Tidak membedakan agama, jenis kelamin, suku, latar belakang keluarga, serta status sosial keluarga dalam memberi perlakuan. Pendidik dapat pula berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan dalam berperilaku sosial, sebab guru perlu cakap dalam bersosialisasi untuk dapat lebih dekat dengan siswanya. Ki Hajar Dewantara juga menyebutkan tujuan trilogi tersebut adalah sebagai berikut Mencapai tujuan tertib dan damai. Membentuk manusia yang merdeka. Tertib tidak akan tercapai jika tidak ada damai antar manusia. Manusia yang merdeka lahir dan batin adalah individu yang merdeka perasaaannya dan merdeka perbuatannya. masyarakat tertib dan damai hanya terwujud dalam satu kehidupan bersama berdasarkan cinta dan kasih sayang antar sesama, sama dalam hak dan kewajiban, sama derajat dan martabatnya. Baca secara lengkap pada buku PENDIDIKAN karakter Ki Hadjar Dewantara. Sistem yang diterapkan para kolonial Belanda yaitu anak dijadikan budak yang bisa mereka atur sekehendak mereka. Didikan ini merupakan perkosaan atas kehidupan batin anak sehingga budi pekertinya rusak disebabkan selalu hidup di bawah paksaan dan hukuman yang biasanya tidak setimpal dengan kesalahannya. Ki Hajar Dewantara menawarkan konsep trilogi pendidikan yang bersifat memanusiakan manusia dengan cara membentuk pribadi yang berakhlak mulia untuk dapat memberi teladan. Pandangan Ki Hajar Dewantara mengimplisitkan landasan tugas pendidik adalah mengacu kepada pemulihan harkat dan martabat manusia dan diarahkan kepada bakat serta kodratnya. Hal ini berarti pendidik harus bersikap menuntun dan memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan kretifitas yang memberikan manfaat bagi tumbuh kembang anak. Karya-karya Ki Hajar Dewantara Sebagai seorang pendidik, budayawan serta jurnalis, Ki Hajar Dewantara memiliki beberapa karya di masa hidupnya. Karya-karya tersebut telah banyak dipublikasikan dan telah memberikan sumbangsih terhadap perkembangan Pendidikan di Indonesia, karya-karya tersebut antara lain 1. Ki Hajar Dewantara, Buku Bagian Pertama Tentang Pendidikan Buku ini membahas gagasan dan pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam bidang Pendidikan di antaranya mengenai Pendidikan nasional. Pendidikan kanak-kanak, Pendidikan Sistem Pondok, Adab dan etuka keteladanan, Pendidikan dan kesusilaan. Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa kemerdekaan bangsa untuk mendapat kesejahteraan tidak hanya dicapai melalui jalan politik, tetapi juga melalui pendidikan. 2. Ki Hajar Dewantara, Buku Bagian Kedua tentang Kebudayaan Dalam buku ini, Ki Hajar Dewantara menulis tentang kebudayaan dan kesenian antara lain Pembangunan Kebudayaan Nasional, Kebudayaan SIfat Pribadi Bangsa, Asosiasi antara Barat dan Timur. 3. Ki Hajar Dewantara, Buku Bagian Ketiga tentang Politik dan Kemasyarakatan Buku ini berisi tulisan-tulisan mengenai politik antara tahun 1913-1922 yang membuat ramai dunia imperialis Belanda dan tulisan-tulisan mengenai wanita dan perjuangannya. 4. Ki Hajar Dewantara, Buku Bagian Keempat tentang Riwayat dan Perjuangan Hidup Penulis Pada buku bagian keempat ini, Ki Hajar Dewantara banyak melukiskan kisah kehidupan dan perjuangan hidup perintis. Sobat Gramedia, untuk kamu yang mengagumi karya-karya Ki Hajar Dewantara, kamu bisa mendapatkan karya-karyanya melalui website Rekomendasi Buku Biografi 1. Ki Hadjar Dewantara Putra Keraton Pahlawan Bangsa Beli Sekarang 2. Visi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara Tantangan dan Relevansi Beli Sekarang 3. Super Trik Sukses & Kaya Ala Bob Sadino Beli Sekarang Baca juga artikel terkait “Biografi Bob Sadino” berikut ini Biografi Mark Manson Biografi Pahlawan Nasional Buku Biografi dan Kisah Sukses Buku Terkait Buku Gus Dur Buku Ir. Soekarno Buku Biografi Jack Ma Buku Biografi Joko Widodo Buku Biografi Orang Sukses ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Biografi Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih dikenal dengan Ki Hadjar Dewantara adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda. Ki Hajar Dewantara dibesarkan di
Struktur teks biografi terdiri dari orientasi, peristiwa dan masalah, serta reorientasi. Orientasi berisi gambaran awal tentang tokoh atau pelaku di dalam teks biografi. Peristiwa atau kejadian berisi penjelasan yang berisi peristiwa-peristiwa yang terjadi atau pernah dialami oleh tokoh, termasuk masalah yang dihadapinya dalam mencapai tujuan dan cita-citanya. Hal yang menarik, mengesankan, mengagumkan, dan mengharukan yang dialami tokoh juga diuraikan dalam bagian peristiwa. Sementara itu, reorientasi berisi pandangan penulis terhadap tokoh yang diceritakan. Reorientasi bersifat opsional, boleh ada, boleh juga tidak ada. Biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup, dab graphien yang berarti tulis. Dengan kata lain biografi merupakan tulisan tentang kehidupan seseorang. Maka dapat disimpulkan bahwa teks Biografi adalah teks yang berisikan tentang kisah riwayat hidup seseorang. Ciri-ciri teks biografi antara lain memuat informasi berdasarkan fakta faktual dalam bentuk narasi. Faktualnya berdasarkan pengalaman hidup seseorang yang patut diteladani. Beberapa contoh biografi antara lain biografi tokoh-tokoh nasional Indonesia, satu diantaranya adalah Ki Hajar Dewantara seperti di bawah ini. Struktur TeksKalimat OrientasiNama kecil Ki Hajar Dewantara adalah Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ia lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Ia berasal dari lingkungan keluarga keraton Yogyakarta. Meskipun demikian, ia sangat sederhana dan ingin dekat dengan rakyatnya. Ketika berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara. Tujuannya berganti nama adalah agar ia dapat bebas dekat dengan rakyatnya. Peristiwa dan MasalahPerjalanan hidup Ki Hajar Dewantara benar-benar ditandai dengan perjuangan dan pengabdian pada kepentingan bangsa dan negaranya. Ki Hajar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS Sekolah Dasar Belanda, kemudian melanjutkan pendidikannya ke STOVIA Sekolah Dokter Bumiputera. Setelah itu, Ki Hajar Dewantara bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar, seperti Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Ki Hajar Dewantra juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo. Pada tanggal 25 Desember 1912, ia mendirikan Indische Partij bersama dengan Douwes Dekker, dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo. Organisasi ini ditolak oleh pemerintahan Belanda karena dianggap dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan menggerakan kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda. Semangat Ki Hajar Dewantara terus menggebu. Pada bulan November 1913 ia membentuk Komite Bumipoetra. Komite Boemipoetra melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda yang ingin merayakan seratus tahun kebebasan Belanda dari penjajahan Prancis dengan menarik uang dari rakyat jajahannya. Akibat karangannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menjatuhkan hukum buang internering ke Pulau Bangka tanpa proses pengadilan. Kemudian, ia dibuang ke Negara Belanda bersama kedua rekannya dan kembali ke tanah air pada tahun 1918 setelah memperoleh Europeesche Akte. Pada tanggal 3 Juli 1922 Ki Hajar Dewantara bersama dengan rekan-rekan seperjuangannya mendirikan perguruan yang bercorak nasional, yaitu Nationaal Onderwijs Institut Taman Siswa Perguruan Nasional Taman Siswa. Ki Hajar Dewantara berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia. Ki Hajar Dewantara pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan yang pertama. Ki Hajar Dewantara tidak hanya dianggap sebagai tokoh dan pahlawan pendidikan yang tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan hari Pendidikan Nasional, tetapi juga ditetapkan sebagai pahlawan pergerakan nasional melalui surat keputusan Presiden RI No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959. Ki Hajar Dewantara meninggal dunia pada tanggal 28 April 1959 di Yogyakarta. Untuk melestarikan nilai dan semangat perjuangannya, penerus Taman Siswa mendirikan Museum Dewantara Kirti Griya di Yogyakarta. ReorientasiSebagai pahlawan yang dijuluki Bapak Pendidikan Indonesia, semangat dan jasa Ki Hajar Dewantara sepantasnya dikenang dan tidak dilupakan. Semoga apa yang dilakukannya itu dapat menginspirasi rakyat Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.
C Kata Kerja Pada teks biografi model terdapat kata kerja (verbal) yang menyatakan tindakan, misalnya, kata kerja menamatkan dan melanjutkan pada kalimat "Ki Hajar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian melanjutkan pendidikannya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera)." No. Kata Kerja Tindakan Kalimat 1. membangkitkan Tulisan-tulisannya sangat
Perhatikankutipan teks biografi berikut! Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1989. Ia terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Saat genap berusia 40 tahun (menurut hitungan tahun Saka) berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara. Semenjak itu, ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya.
Berikutbiografi Ki Hajar Dewantara dan perjalanan karir serta jasanya bagi pendidikan Indonesia yang dirangkum dari berbagai sumber. Ki Hajar Dewantara bernama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889. Raden Mas Soewardi Soerjaningrat lahir dari keluarga keraton, putra dari GPH Soerjaningrat dan merupakan cucu
Untukmengenang jasa dan perjuangan Ki Hajar Dewantara, pemerintah memberikan julukan 'Bapak Pendidikan'. Biografi Ki Hajar Dewantara: Bapak Pendidikan Bangsa. 02/05/2020, 12:00 WIB. Bagikan: Komentar . 3 Jenis Teks Deskripsi Beserta Contohnya. Skola. 03/08/2022, 10:00 WIB. Perbedaan Akuntansi dan Pembukuan. Skola.
Teksbiografi memiliki beberapa ciri ciri seperti penyajian informasinya sesuai dengan fakta tokoh, mempunyai struktur baku (reorientasi, orientasi dan peristiwa), gaya penulisannya dibuat narasi agar terlihat lebih menarik, serta penulisan kisahnya dibuat lebih inspiratif yang dapat mempengaruhi panda. Biografi Ki Hajar Dewantara
Setelahmemahami struktur teks biografi "Ki Hajar Dewantara: Bapak Pendidikan Indonesia" dan unsur kebahasaan yang ada di dalamnya, kamu tentu dapat menangkap makna yang ada di dalam teks itu. Agar kamu dapat menangkap makna teks biografi itu lebih dalam, baca kembali teks biografi itu, kemudian jawablah pertanyaan berikut.
PengertianTeks Biografi dan Contoh Struktur Kalimatnya. Teks biografi menceritakan perjalanan hidup seseorang, bertujuan untuk menjadi teladan bagi pembaca. Struktur teks biografi terdiri dari judul, orientasi, peristiwa penting dan reorientasi. Teks biografi adalah teks yang berisi tentang kisah atau cerita perjalanan hidup tokoh.
. 29hj0lal6h.pages.dev/6829hj0lal6h.pages.dev/30429hj0lal6h.pages.dev/9329hj0lal6h.pages.dev/65929hj0lal6h.pages.dev/33929hj0lal6h.pages.dev/1029hj0lal6h.pages.dev/90729hj0lal6h.pages.dev/84529hj0lal6h.pages.dev/6129hj0lal6h.pages.dev/95629hj0lal6h.pages.dev/75229hj0lal6h.pages.dev/64129hj0lal6h.pages.dev/56429hj0lal6h.pages.dev/21829hj0lal6h.pages.dev/447
struktur teks biografi ki hajar dewantara